Halte Busway



Awal kemunculan bus yang punya jalur khusus ini banyak ditentang, waktu itu pemerintahan kota DKI Jakarta dipegang oleh Sutiyoso. Meski ditentang, pemilik bintang dua angkatan darat itu tak serta merta mengurungkan niatnya membangun jalur busway dan halte busway di beberapa tempat waktu itu.

Moda transportasi jakarta yang secara manajemen di kelola oleh pt transjakarta ini akhirnya bisa beroperasi. Banyak nada miring, ada pula sambutan positif. Banyak pula kisruh saat pembangunan jalur busway hingga akhirnya bisa beroperasi seluruhnya.

Banyak Peminat Jarang Armada

Seperti biasanya, semua yang berjalan ketika awal sudah lazim punya kesan apik, bagus dan lain sebagainya. Begitu juga proyek busway ini, semua armada tampil ciamik lengkap dengan pengendara yg mengenakan jas hitam dan berkacamata hitam ketika terik matahari mulai naik menjelang siang.

Begitu juga halte busway, pintu otomatis yang berada di bagian sisi tempat turun naik penumpang menuju bus juga masih berfungsi dengan baik, sampai-sampai sensor gerak yang terpasang kadang menerima getaran dari mobil ataupun bus yang lewat. Semua masih terjaga, bersih dan berfungsi dengan baik.

Hanya jalur busway yang masih semrawut, lagi-lagi ketertiban pengendara baik kendaraan roda empat dan roda dua di pertanyakan, apakah mereka benar-benar mematuhi aturan atau sengaja melanggar. Meski begitu tak bisa pula hanya dilihat sebelah mata, kemacetan yg setiap hari semakin parah ditambah beberapa kali tergenang banjir dan jalur berlubang, boleh jadi sebagai penyebab pelangaran aturan hingga masuk dan menggunakan jalur transjakarta.

Belum lagi dengan angkutan kota yg tak punya perasaan ketika menghentikan kendaraannya, pertumbuhan jumlah kendaraan pertahun yang selalu naik jumlahnya, itu adalah salah satu dari beberapa atau bahkan puluhan kasus yg ada seputar fasilitas jalan untuk kendaraan atau moda transportasi darat dalam kota.



Menanti perubahan cepat

Halte busway saat ini tengah menanti perubahan yg dilakukan dengan progresif serta tertata dengan baik kemudian berkelanjutan.

Bukan hanya halte, kendaraan bus serta separator hingga rambu-rambu untuk kenyamanan pengguna tentu menjadi hal yg tak bisa ditinggalkan oleh pengurusnya yakni pt trans jakarta dibawah pengawasan dinas perhubungan dki jakarta.

Jika hal ini tidak dilakukan dengan bersamaan dan sinergis maka program pemerintah jakarta untuk menghadirkan kenyamanan pada semua lini transportasi akan semakin semrawut. Bisa dibilang, harus! Itulah harga mati, jika tidak, mau tak mau, harus. Atau, pindah ibukota!

Tak ada salahnya jika hal ini dilakukan berawal dari halte busway, kemudian kereta listrik, angkutan kota dan sebagainya. Yang sudah terlihat saat ini berbenah adalah pt kai, seluruh jalur stasiun sedang dibenahi. Ini perlu dicontoh, asalkan dilanjutkan dengan gerbong kereta, jadual dan lain sebagainya, jika itu membuat nyaman maka bukan tidak mungkin kemacetan akan terurai karena moda transportasi kereta sangat bagus dan nyaman.

Nah, bagaimana dengan halte busway? Jangan mau ketinggalan dan tersaingi, karena kedepan nanti, e-ticketing akan berfungdsi dan transjakarta adalah salah satu moda transportasi yang terintegrasi dengan tiket elektronik atau tiket terusan ini.

Jika Anda ada wktu untu mengunjungi beberapa halte busway, maka rasakanlah kenyamanannya, apakah sudah cukup nyaman, nyaman ataukan tidak nyaman. Tentu Anda yg bisa menilainya sendiri.

Setelah halte busway diperbaiki dan dipercantik dengan segala hal, termasuk jadual tiba bus, fasilitas dan lain sebgainya, maka, tambah satu lagi moda transportasi favorit penghuni dan pekerja yg ada di jakarta. Semoga bermanfaat.

Komentar